Liputan Indonesia || Surabaya - Pemilu yang jujur dan adil menjadi kunci stabilitas pemerintah, bahkan negara. Oleh karena itu, penyelenggara pemilu dan pejabat negara wajib berposisi netral dan berada di atas semua kepentingan.
Pernyataan ini ditegaskan oleh Kapten Liga AMIN (Anies-Muhaimin) Surabaya Sulaiman, S.Sos pada Selasa (20/11) di Surabaya kepada media.
"Keputusan Mahkamah Konstitusi ibarat nasi yang sudah menjadi bubur. Meskipun kami tidak suka bubur namun hal itu telah terjadi. Namun ini menjadi semacam alarm yang mengingatkan kita semua betapa rentannya institusi negara dapat dipergunakan untuk kepentingan satu kelompok," demikian lanjut pria yang aktif di pergerakan advokasi masyarakat sipil Surabaya ini
Kapten Liga AMIN Surabaya mendesak agar penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, Panwaslu) khususnya di kota Surabaya, agar menghindari praktik - praktik yang berpotensi menguntungkan salah satu calon.
Liga AMIN merupakan payung dari 12 kelompok relawan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di kota Surabaya yang digawangi oleh Kapten Sulaiman bersama Ko-Kapten Mahargyo Prakoso, SE. Keduanya berharap kekuwatiran ini tidak terjadi. Jangan ada mobilisasi aparat negara dan anggaran negara untuk memenangkan salah satu paslon.
"Kami tidak berburuk sangka. Namun lebih baik sedia payung sebelum hujan, meskipun hujan belum turun-turun juga di Surabaya ini. Tragedi konstitusi jangan lagi diteruskan menjadi tragedi elektoral. Terlalu besar bayarannya harus ditanggung bangsa ini, " demikian tutupnya.
Penulis : Soen
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar