Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Kucing liar ditembak TNI karena tingginya populasi di Bandung: 'Kalau terganggu tidak perlu sampai membunuh'

Liputan Indonesia
|| Bandung, - Monica Rose bergegas menuju Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Jalan RAA Martanegara Kota Bandung, Jawa Barat, setelah mendengar laporan penembakan terhadap kucing-kucing liar di kawasan tersebut, Selasa (16/8) petang. 

Setibanya di lokasi, aktivis Rumah Singgah CLOW (Cat Lovers in The World) perwakilan Bandung itu menemukan empat ekor kucing mati dan dua ekor lainnya dalam kondisi kritis.

Keempat kucing yang mati telah dikuburkan warga, tapi perempuan yang biasa dipanggil Monik ini, meminta kuburannya dibongkar.

“Saya minta tolong supaya yang mati ini digali semua kuburannya, supaya saya bisa lihat memang ada penembakan.  Dan betul bahwa memang itu luka tembakan,” ungkap Monik kepada wartawan Yuli Saputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Monik sempat membawa mayat keempat kucing ke klinik untuk diautopsi demi memastikan penyebab kematian mereka.

Sementara itu, dua ekor kucing yang kritis diberi pertolongan pertama di Bandung, sebelum esok paginya dibawa ke Jakarta untuk dirawat lebih lanjut.

Monik menuturkan, luka tembakan yang dialami keenam ekor kucing berada di sekitar rahang, leher, dan mata.  Sedangkan dua kucing yang selamat mengalami luka akibat letusan peluru yang mengarah ke mata sehingga menghancurkan rahang.

Menurut penuturan saksi mata kepada Monik, ada setidaknya 10 kucing yang ditembak oleh pelaku.

“Kalau dari saksi mata, itu sebetulnya kucing di sana tuh banyak. Saksi mata melihat mereka terluka, tapi kemudian cari tempat sembunyi itu ada empat ekor lagi kurang lebih.  Itu yang mereka lihat sendiri.  Jadi kurang lebih ada 10 ekor korban,” beber Monik.

“Kebetulan dulu, saya sempat rutin suplai makanan ke sana, jadi ada beberapa kucing yang saya tahu.  Itu memang ada beberapa kucing yang masih hilang, tapi kita belum nemu badannya.”

Video penemuan bangkai kucing itu kemudian diunggah oleh akun Rumah Singgah CLOW di media sosial, hingga viral dan memicu reaksi warganet.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa turut merespons video itu dan memerintahkan anak buahnya mengusut kasus tersebut.

Dua hari setelah kejadian, Pusat Penerangan TNI membenarkan bahwa telah terjadi penembakan terhadap beberapa ekor kucing di area Sesko TNI.

Pelakunya adalah seorang Brigadir Jenderal berinisial NA. Brigjen NA menembak kucing-kucing itu menggunakan senapan angin miliknya pribadi pada Selasa siang.

“Berdasarkan pengakuannya, Brigjen TNI NA melakukan tindakan ini dengan maksud menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggal/tempat makan Perwira Siswa Seko TNI dari banyaknya kucing liar dan bukan karena kebencian pada kucing,” kata Kepala Puspen TNI, Mayjen TNI Prantara Santosa melalui siaran pers.

Brigjen NA pun telah ditangkap dan terancam hukuman penjara maksimal 6 bulan serta denda maksimal Rp5 juta karena diduga melanggar Undang-Undang Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Menurut Monik, apa yang dilakukan oleh Brigjen NA lebih tepat disebut sebagai “pembantaian”, bukan “menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan” seperti yang diklaim pelaku.

“Dia cari mana nih kucing yang kelihatan.  Yang ada itu semua ditembak sama dia sampai ke kucing-kucing yang posisinya saat itu sedang santai di teras depan kamar siswa, dia tembak satu per satu,” ujar Monik.

Populasi kucing meningkat selama pandemi

Kucing liar di Pasar Kiaracondong, Bandung

SUMBER GAMBAR,YULI SAPUTRA/BBC

Keterangan gambar,

Pasar tradisional biasanya menjadi tempat pembuangan kucing liar.

Menurut Monik, sempat ada sekitar 40 ekor kucing yang berkeliaran di Sesko TNI Bandung. Namun karena banjir dan penyebaran virus, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 20 ekor.

Secara umum, Kota Bandung memang mengalami overpopulasi kucing.

Menurut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, setidaknya ada 25.000 ekor kucing di kota itu.

Sekitar 15.000 ekor di antaranya adalah kucing liar yang hidup di kawasan permukiman, pasar tradisional, dan lain-lain.

Menurut Kepala DKPP Bandung, Gin Gin Ginanjar populasi kucing meningkat selama pandemic karena upaya pengendalian terhenti.

“Biasanya kami rutin melakukan baksos (bakti sosial) untuk pemeriksaan kastrasi (kebiri pada kucing jantan) dan penangkapan kucing, tapi memang hamper dua tahun ini kita relative berhenti,” kata Gin Gin melalui sambungan telepon.

Overpopulasi kucing, lanjut Gin Gin, terlihat dari banyaknya keluhan warga yang mereka terima.

Pada Februari lalu, warga di Cipamokolan, Bandung mengeluhkan banyaknya kucing yang merusak sepeda motor dan mobil.

Namun warga bisa menyelesaikan persoalan itu sebelum petugas dari kelurahan bertindak.

Pasar tradisional jadi ‘tempat pembuangan’

Kucing liar di Pasar Kiaracondong, Bandung.

SUMBER GAMBAR,YULI SAPUTRA/BBC

Keterangan gambar,

Sebagian pedagang tidak terusik dengan kehadiran kucing liar, namun sebagian lainnya merasa terganggu,

Pasar tradisional biasanya menjadi “tempat pembuangan” kucing-kucing liar.

Seorang pedagang di Pasar Kiaracondong, Bandung, Diah Halimah bercerita bahwa ada sekitar 60 ekor kucing liar di pasar itu.

“Soalnya yang membuang (kucing) juga dari mana-mana, dibuang ke pasar ini. Tujuannya biar ada makanan,” cerita Diah ketika ditemui.

Sejauh ini, Diah mengaku tidak terganggu dengan keberadaan kucing-kucing tersebut.

Namun ada beberapa pedagang, terutama yang menjual daging, terusik dengan tingkah kucing-kucing liar itu.

Bahkan, lanjut Diah, ada pedagang yang pernah menusuk seekor kucing saking kesalnya.

Pemerintah Kota Bandung sendiri, menurut Gin Gin, belum memiliki tempat penampungan sementara atau shelter untuk kucing-kucing liar.

“Jadi sekarang yang digunakan milik beberapa komunitas yang dengan kesadarannya menampung kucing-kucing liar,” kata Gin Gin yang juga mengatakan akan berkomunikasi dengan sejumlah komunitas pecinta kucing mengatasi overpopulasi ini.

“Pemerintah kesulitan, selain memang masalah tempat, juga terkait sumber daya manusia dalam menangani ini,” lanjut dia.

DKPP berencana akan kembali menggelar operasi kastrasi yang menargetkan kucing-kucing jantan di pasar-pasar tradisional.

Selain itu, akan dibuka Pusat Kesehatan Hewan untuk melayani kastrasi gratis.

Tidak ada anggaran sterilisasi

Kastrasi kucing jantan di Bandung

SUMBER GAMBAR,DOKUMENTASI DKPP KOTA BANDUNG

Keterangan gambar,

Upaya pengendalian populasi kucing seperi kebiri pada kucing jantan sempat terhenti akibat pandemi.

Sayangnya, upaya pengendalian populasi kucing belum dilengkapi dengan program sterilisasi terhadap kucing-kucing betina.

Gin Gin mengakui hal itu disebabkan oleh terbatasnya anggaran.

Padahal menurut Monik, cara itu akan efektif untuk menekan populasi kucing.

Satu ekor kucing betina bisa melahirkan empat sampai enam bayi. Dalam setahun, kucing betina juga bisa beranak hingga dua kali.

Kalau ada steril gratis utuk betina,  itu sudah pasti akan membantu menekan populasi,” ujar Monik yang selama lima tahun terakhir telah mensterilisasi ratusan kucing betina menggunakan dana pribadi.

‘Kalau terganggu tidak perlu menyakiti’

Setelah kasus yang terjadi di Sesko TNI, Monik berharap pemerintah dan komunitas pecinta kucing bisa bekerja sama mengedukasi warga agar “pembantaian” seperti itu tidak terulang.

“Memang kita tidak bisa memaksa semua orang untuk suka kucing, tapi minimal tidak sukanya mereka atau terganggunya mereka tidak perlu sampai menyakiti,” tutur Monik.

Penulis :one

Source: bbc indonesia



Media Liputan Indonesia

DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers


HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK


Kirim via:

WhatsApps / SMS:
08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com

PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.



Komentar


Berita lainnya:




toko online zeirshopee

#LIPUTAN_TERKAIT$type=carousel

Nama

#Berita Viral,6,#BeritaViral,577,#MafiaTanah,10,#Mudik2023,19,#Mudik2024,2,#Pemilu2024,50,#UMKM,1,Advertorial,418,antisipasi,7,Apel,1,bahan pangan,1,BAIS,5,Bakti sosial,9,Banjir,1,Banjir susulan,1,bansos,5,bantuan,1,bencana,4,bencana Alam,3,berbagai,1,Berbagi,5,Beri Taliasih,1,Berita Terkin,1,Berita Terkini,745,Berita Utama,2825,Berita-Terkini,3768,BIN,11,bisnis,3,BNNK,16,BNNP,10,BPBD,1,BPN,4,BRI,1,Bukber,2,Capres 2024,28,Ciptakan,1,Covid-19,131,Curanmor,1,daera,1,daerah,1,Deklarasi,2,demonstrasi,2,Destinasi-Wisata,70,Dewan Pers,7,Dinkes,1,distribusi,1,egional,1,EkoBis,438,ekonomi,6,Ekonomi -bisnis,3,ekonomi bisnis,1,evakuasi,2,evaluasi,2,fasilitas,4,Galeri-foto-video,167,Gaya-Hidup,121,Hak Jawab,4,Hoax / Fakta,5,Hobby,75,HuKri,3,HuKrim,2169,hukum,32,hukum Polri,16,identitas,1,Info Haji,21,Inovasi,1,insiden,2,Internasional,381,Internet,93,islami,3,Jum'at Curhat,1,Kamtibmas,1,Kebijakan,2,Kemenkes,1,kenaikan pajak,1,Kesehatan,551,Kicau Mania,29,kontroversi,1,Korupsi,5,KPK,24,Kuliner,20,Kunjungan,1,Laporan Masyarakat,12,Laporan-Masyarakat,457,Lindo-TV,128,Liputan Haji Indonesia,7,Liputan-Investigasi,392,Lowongan Kerja,4,mahasiswa,1,masyarakat,1,Melek-Hukum,86,Melepas Limed,1,Miras,1,Nasional,1931,nasional hukum,1,nasional regional,1,Negara,1,Nobar,1,Nobar film,1,Olahraga,120,Online,1,operasi,3,operasi Semeru,1,Opini Rakyat,161,organisasi,2,Otomotif,12,patroli,3,peduli sosial,3,Pelayanan,1,Pemalsuan,1,Pemerinta,4,Pemerintah,1871,Pemerintah Regional,2,pemerintahan,1,Pemilu 2024,95,pencurian,1,Pendidikan,152,penduduk,1,penertiban PKL,1,Pengaduan,1,pengarahan,1,pengawalan,1,penghargaan,2,pengukuhan,1,penimbunan,1,penipuan,2,Peristiwa,703,PERS,28,Pilpres 2024,32,Politik,785,politisi,2,POLR,3,POLRI,2881,Polri Regional,1,Pungli,50,Ranmor,1,Regiona,3,Regiona l,1,Regional,6780,Regional Hukrim,4,regional Nasional,1,Regional pemerintah,5,Regional peristiwa,1,Relawan,1,Religi,316,santunan,1,Santuni Anak Yatim,2,Satgas,1,Satkamling,1,Sejarah,62,Selebritis,80,Seni-Budaya,101,senirgitas,1,sertifikat,1,ShowBiz,109,Sidokkes,1,Situasi Kondusif,1,sosial,6,Sukseskan Posyandu,1,Tauziah,2,Tebar kebaikan,1,Technology,145,Tips-Trick,122,TNI,806,TNI Al,4,TNI AU,2,TNI-Polri,46,tokoh agama,3,Tokoh masyarakat,6,UMKM,1,upacara,1,Wisata,1,wujud kepedulian,1,
ltr
item
Berita Utama, Informasi Terbaru, Kabar Terkini, Indonesia dan Dunia: Kucing liar ditembak TNI karena tingginya populasi di Bandung: 'Kalau terganggu tidak perlu sampai membunuh'
Kucing liar ditembak TNI karena tingginya populasi di Bandung: 'Kalau terganggu tidak perlu sampai membunuh'
Liputan Indonesia || Bandung, - TNI, tembak Kucing liar di Jalan RAA Martanegara Kota Bandung, Jawa Barat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwZ_DKD2CpocoOsGZlmdLaZca_VB0b9_gfuywiUW6D2EcFOGSL61CQ05rTiL5GYcm3eV8dDFFEA4vYj5JQnbNA4WTCoZTyPVekEV0hVJEixWUMQJ2w7sko1DJEqroxvnFWg6qJW4v8xzeO9YX8hwW-2kR3VMROz5Q7P4QyOP8919_be8deQ9tkQl26aw/s320/Kucing%20liar%20ditembak%20oleh%20TNI%20di%20tengah%20tingginya%20populasi%20di%20Bandung.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwZ_DKD2CpocoOsGZlmdLaZca_VB0b9_gfuywiUW6D2EcFOGSL61CQ05rTiL5GYcm3eV8dDFFEA4vYj5JQnbNA4WTCoZTyPVekEV0hVJEixWUMQJ2w7sko1DJEqroxvnFWg6qJW4v8xzeO9YX8hwW-2kR3VMROz5Q7P4QyOP8919_be8deQ9tkQl26aw/s72-c/Kucing%20liar%20ditembak%20oleh%20TNI%20di%20tengah%20tingginya%20populasi%20di%20Bandung.jpg
Berita Utama, Informasi Terbaru, Kabar Terkini, Indonesia dan Dunia
https://www.liputanindonesia.co.id/2022/08/kucing-liar-ditembak-tni-karena.html
https://www.liputanindonesia.co.id/
https://www.liputanindonesia.co.id/
https://www.liputanindonesia.co.id/2022/08/kucing-liar-ditembak-tni-karena.html
true
2214155929705458232
UTF-8
Buka semua Berita BERITA TIDAK ADA BUKA SEMUA BACA JUGA BALAS Cancel saja HAPUS Penulis NEWS HALAMAN ARTIKEL BUKA SEMUA Penting Dibaca.. BERITA UTAMA Arsip CARI SEMUA BERITA YANG KAMU CARI TIDAK ADA BRO.. Kembali saja.. Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content