Dok, foto Ilustrasi bantuan untuk rakyat |
Liputan Indonesia || Surabaya - Disaat masa pandemi virus Corona ( Covid 19 ) seperti sekarang seharusnya pemimpin hadir di tengah masyarakat. Tidak malah bersaing kekuasaan ataupun berebut kekuatan siapa yang paling hebat.
Surabaya memang belum pernah ada warganya yang mati kelaparan atau busung lapar karena menahan lapar karena tidak ada yang di makan. Tapi coba susur kampung-kampung padat di Surabaya, ada tidak masyarakat yang termasuk dalam katagori tidak bisa makan karena memang tidak ada lagi yang bisa di makan. Jawabanya ada dan tidak sedikit, tetapi warga Surabaya yang mengalami hal itu malu untuk mengutarakan. Karena percuma saja di utarakan, tempat untuk menyampaikan itu tidak ada. Siapa lagi tempat untuk menampung keluh kesah ?!
Tidak ada Bantuan banyak terdengar dari beberapa pihak. Tetapi hanya berita yang seliweran di telinga. Kenyataannya banyak masyarakat Surabaya yang tidak pernah menerima bantuan apapun.
Dan sungguh beruntung masyarakat yang tidak pernah menerima bantuan itu tidak tahu menahu bermacam-macam bantuan dari Pemerintah. Kalau saja mereka tahu bahwa ada banyak macam bantuan yang tidak pernah sampai pada masyarakat. Mungkin beban harapan masyarakat semakin bertambah dan akhirnya meninggal.
Benarkah ini macam-macam bantuan tersebut ?
- Program Keluarga Harapan ( PKH )
- Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT )
- Kartu Sembako
- Bantuan Tunai dari Kementerian Sosial
- BLT alokasi dari Dana Desa
- Pra Kerja
- Jaring Pengaman Sosial dari pemerintah provinsi untuk masyarakat terdampak Covid 19 ( Bansos dari pemprov Jatim )
- Bansos dari pemkot/pemkab
- Radar Bansos untuk warga pendatang berKTP non Jawa Timur
Lalu kemana semua bantuan-bantuan itu di salurkan? Kalaupun masyarakat harus mengurus sendiri atau mengajukan. Di mana dan kemana ?
Atau semua bantuan itu hanya berita semu agar masyarakat tegar menanti datangnya. Walaupun datangnya tidak sampai pada mereka, karena banyak terdengar masyarakat di tempat A mendapat bantuan dari X, masyarakat B mendapat bantuan dari Y dan kami masyarakat C dapat bantuan dari mana ya ? Yang seharusnya jawabannya dari Z. Ternyata Z tidak pernah terdengar membagikan bantuan.
Ya Z hanya bisa berhalusinasi bahwa dirinya adalah pahlawan yang sebenarnya. Tetapi bantuannya mana Nyonya ?!
"Kami kelaparan tapi malu untuk mengutarakan. Masak iya hidup di kota seHEBAT Surabaya kami tega ngomong lapar ? Malulah pada pada penguasanya! Dan biarlah kami kelaparan, masak iya lapar bisa mengakibatkan kematian," katanya.
Teruslah bersaing ibu-ibu biar masyarakat yang menanggung akibatnya. Semakin keraskan rivalitas kalian biar kami merasakan bertambah sakitnya mempunyai ibu-ibu yang memang HEBAT ! Jangan kwatir masyarakat tidak akan mati karena lapar. Sambil terus bertanya," Benarkah bantuan itu ada ?"
Narasi
Jare Cak Yanto Banteng, KBRS Perjuangan
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar