Proyek Saluran di Jl. Wisata Religi Ampel Surabaya Tidak Profesional dan Kuat Dugaan tak sesuai RAB - BoQ, PT. Tectonia Grandis Layak di Audit Kejaksaan.
Liputan Indonesia || Surabaya, – Akhirnya memakan korban, Bangunan Rumah Toko (Ruko) di Jalan Nyamplungan No.43 Surabaya tepatnya sebelah Gapura Ketapang Adiguno, terlihat ambles dampak dari proyek pemasangan Box Culvert yang diketahui dikerjakan oleh PT. Tektonia Grandis berkantor di Jalan Gayungan Timur X No.2 Surabaya.
Dihimpun wartawan, bahwa informasi amblesnya Ruko yang dihuni satu keluarga terjadi pada pada hari Minggu Malam tanggal 24 Juli 2022 kemarin. Dan hingga saat ini hari Rabu tanggal 27 Juli 2020, belum ada perbaikan dari pihak proyek pemasangan Box Culvert.
Zaki selaku pemilik Ruko mengatakan, bahwa dana untuk perbaikan Ruko miliknya merupakan sumbangan dari sanak saudaranya yang merasa iba.
“Kalau menunggu perbaikan dari pihak proyek, terus kapan selesainya. Sedangkan Ruko ini adalah penghasilan saya sehari-hari demi mencukupi kebutuhan keluarga,” celetuknya, kepada wartawan, Rabu Sore (27/07/2022).
Tambah Zaky, "Kemarin sudah koordinasi sama pihak proyek. Namun, saling menyalahkan dalam arti kata, bahwa kerusakan disebabkan oleh kerukan pipa pengeboran sumur PDAM dan kata pihak PDAM dampak dari pemasangan proyek Box Culvert," ujarnya.
“Setahu saya amblesnya Ruko, ya gara-gara proyek. Kalau gak ada aktifitas proyek, mana bisa ambles Ruko saya. Ya toh…,” lanjutnya.
Selain itu, Zaki melontarkan, salahnya siapa, kenapa habis mengeruk dan memasang Box Culvert. Sisa pengerukannya tidak ditutup lagi, padahal di pinggir-pinggir bangunan Ruko masih ada kubangan sisa dari pengerukan dan terlihat banguna Ruko menggantung sehingga kemungkinan besar terjadinya ambles.
“Sempat tadi sudah koordinasi melalui rapat di kelurahan, tapi yang ikut RT dan RW maupun orang yang terdampak lainnya. Namun, saya tidak ikut. Menurut informasinya bahwa akan ada perbaikan untuk bangunan yang rusak,” ucap Zaki.
Menurut Zaki, kalau masalah perbaikan bangunan Ruko menunggu dari pihak proyek. Kemungkinan besar tidak bisa rampung dan terhambat.
“Maka dari itu, saya memanggil tukang sendiri untuk memperbaikinya bahkan menyuruhnya lembur agar bisa rampung secepat mungkin. Karena saya mulai dari hari Jum’at kemarin hingga saat ini saya tidak bisa berjualan,” terangnya.
“Kalau masalah ganti rugi perbaikan Ruko saya terserah, diganti saya terima, gak diganti saya juga menerima. Yang penting buat saya, bangunan Ruko cepat-cepat selesai,” imbuhnya.
“Karena apa. Dampak dari debu, saya selalu bersih-bersih terus. Dan didepan toko saya ini, sering ada pengendara terjatuh dampak dari sisa tanah yang mengering dan licin,” tuturnya.
Pria paruh baya yang mempunyai tiga anak tersebut, juga mengeluhkan adanya debu dan sisa tanah yang mengering dampak dari aktifitas proyek Box Culvert.
Terpisah, pihak pelaksana proyek jl. Wisata Religi Ampel saat akan dikonfirmasi dilapangan tidak dapat ditemui dan para pekerja saling lempar tanggung jawab, diketahui mandor kabur.
"Saya gak tahu pak, coba tanyakan ke mandor atau pimpinan," tutup pekerja proyek.
Penulis : ros/lam
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar