Liputan Indonesia || Surabaya - Pengusaha Suhailie Trisubambang kehilangan Rp 7,8 miliar setelah divideo call empat orang tak dikenal yang mengaku sebagai petugas kantor pos, Polisi dan Jaksa. Uang itu ditransfer Suhailie ke banyak rekening. Salah satu ke rekening atas nama Sulaiman Musa yang dikelola kakak beradik Roben dan Oktalilie Laurens serta seorang lain, Siti Meriyanah. Kini Roben dkk disidang di Pengadilan Negeri Surabaya karena menampung uang tersebut.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hajita Cahyo Nugroho dalam dakwaannya menjelaskan, Roben dkk menerima transfer senilai Rp 300 juta dari rekening CV Gunung Mas Surya, perusahaan budidaya udang milik Suhailie. Uang itu lantas ditukarkan ke aplikasi Binance melalui token automated income machine (AIM). Binance adalah aplikasi perdagangan kripto.
Suhailie mengungkapkan, penipuan itu bermula ketika dirinya tiba-tiba ditelepon seseorang yang mengaku petugas kantor pos. Orang tidak dikenal itu mengatakan bahwa kartu ATM milik Suhailie ada pada I Made Aksa yang disebut sebagai pelaku tindak pidana. Orang itu lantas mengirim nomor telepon yang disebut sebagai hotline polisi kepada Suhailie.
Tanpa berpikir panjang, Suhailie menelepon nomor tersebut. Dia meminta bantuan penyalahgunaan identitasnya. Suhailie lantas ditelepon secara video call oleh seseorang berseragam Polisi. "Di belakang penelepon ada tulisan Polda Sulsel. Orang berseragam Polisi itu mengatakan bahwa I Made Aksa ini ceritanya buronan Polisi. Dia lalu menyerahkan ke komandannya. Ada dua orang mengaku Polisi yang menelepon saya," kata Suhailie saat bersaksi dalam persidangan di ruang Kartika 1 PN Surabaya.
Masih kata Suhailie, menjadi ketakutan. Terlebih penelepon itu menakut-nakuti rekeningnya akan diperiksa terkait kasus I Made Aksa, orang yang tidak pernah dikenalnya. Penelepon yang mengaku Polisi itu lantas meminta Suhailie untuk menelepon orang lain yang disebut Jaksa. Melalui percakapan telepon, orang yang mengaku Jaksa meminta Suhailie segera mentransfer uangnya ke rekening yang disebut milik petugas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Penelepon itu mengirimi saya banyak nomor rekening. Saya mentransfer 38 kali ke rekening-rekening tersebut senilai Rp 7,8 miliar. Menurut mereka, uang saya akan ditampung dulu di PPATK, nanti akan dikembalikan. Tapi, uang saya tidak dikembalikan," tuturnya.
Suhailie baru sadar tertipu setelah disadarkan teman-teman dan keluarganya bahwa penelepon itu sindikat penipu. Dia kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. "Tapi, pelaku utama hingga sekarang masih belum diketahui keberadaannya," kata Suhailie.
Hanya Roben dkk yang berhasil ditangkap. Roben mengakui perbuatannya. Hanya, dia mengatakan sudah berdamai dengan Suhailie setelah mengembalikan uang yang diterimanya. "Sudah kami kembalikan Rp 350 juta," ujar Roben dalan sidang secara video call.
Penulis : Tok
Penulis : Tok
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar