Sugiarto Wijaya Wijono yang memulai bisnis rumah makan khas Indonesia di Sydney pada Mei 2023 lalu. Warga Perumahan Citraland, Surabaya Barat itu sudah lama bermukim di Negeri Kanguru, sejak masa kuliah di Curtin University, Perth, Australia Barat.
Restoran Garam Merica menyajikan menu khas yang mereka beri nama Nasi Bungkus.
“Idenya ya karena makanan nasi bungkus sudah terkenal di Indonesia. Itu kita ambil tetapi menu di dalamnya bermacam-macam makanan khas di seluruh Indonesia,” kata Sugiarto.
Siang itu kami rombongan para pemimpin redaksi media dari Jawa Timur dan Jawa Tengah mencoba Nasi Bungkus dan ada yang memilih nasi Madura dengan lauk cumi hitam dan nasi ayam goreng. Lengkap dengan kerupuknya. Rasanya enak, kaya bumbu. Serasa makan di Indonesia.
“Bumbu-bumbunya saya bawa khusus dari Indonesia. Tidak ada di sini,” jelas Sugiarto, Senin (29/4/2024).
Penyajian Nasi Bungkus ala Restoran Garam Merica pun khas Indonesia.
Rombongan menikmati Nasi Bungkus dan makanan khas Indonesia di Rumah Makan Garam Merica, Sydney, Aus
Dibungkus daun pisang lalu dilapisi plastik dan kertas minyak agar tidak mudah tumpah atau aman dibawa pulang.
“Daun pisangnya masih saya impor dari Thailand. Sebenarnya pingin langsung bawa dari Indonesia, tetapi sampai di sini daun pisang Indonesia masih mahal sekali,” paparnya.
Sugiarto mengaku senang karena Nasi Bungkus di restorannya juga digemari penduduk asli Australia, bukan hanya warga Indonesia di sana. Mereka melafalkannya “Nasi Bangkas”.
“Paling tidak kami bisa semakin mengenalkan nama Indonesia di dunia. Lewat makanan dulu,” cetus Sugiarto yang telah membawa anak istrinya bermukin di Sydney, kendati masih sering bolak-balik Indonesia-Australia.
Selain Nasi Bungkus, ada menu khas Indonesia lain, seperti sate ayam, nasi goreng, ketoprak, gado-gado, sop buntut, bakso bahkan soto Lamongan. “Menyusul ada rawon dan lain-lain,” katanya.
Tak ketinggalan cemilan makanan pembuka seperti tempe mendoan, tahu pong dan tahu kemul.
Harga yang dipatok pun masih ramah di kantong untuk ukuran di Australia. Berkisar antara 16 dollar (sekitar Rp 168 ribu) hingga paling mahal sop buntut 28 dollar Australia (sekitar Rp 290 ribu).
Sugiarto membawa koki dari Kota Surabaya. Hao, salah satu koki yang dipercaya menyajikan makanan khas Indonesia.
“Nggih (bahasa Jawa: ya), saya yang memasak. Kulo (saya) dari Surabaya juga,” kata Hao mempraktikkan Bahasa Jawa sembari tertawa lepas.
Rumah Makan Garam Merica makin popular. Konsul Jenderal Indonesia di Sydney, Vedi Kurnia Buana dan Konsul Jenderal Australia di Surabaya, Fiona Hoggart kerap membawa tamu-tamu penting dari Indonesia untuk makan di sana. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pun pernah menikmatinya.
Vedi Kurnia Buana mendukung penuh keberadaan rumah makanan khas Indonesia. Menurutnya ‘diplomasi makanan’ efektif semakin mempererat hubungan Indonesia-Australia.
Vedi hadir dalam pembukaan Garam Merica tahun lalu dan berjanji akan membawa tamu-tamu dari Indonesia maupun Australia untuk mengenalkan Indonesia melalui makanan khasnya.
“Hubungan Indonesia sudah erat sekali. Makin banyak mahasiswa Indonesia di Australia, khususnya Sydney. Demikian pula Australia mendirikan kampus di Surabaya. Dengan kedatangan bapak ibu di sini, kami harapkan mempercepat peningkatan hubungan kedua negara,” kata Vedi yang menemani kami makan siang bersama Fiona Hoggart.
Hadir juga dalam jamuian makan siang itu dua konsul Pensosbud KJRI Sydney, Theophjillus F Waluyo dan Hanna Purba serta sejumlah mahasiswa dari Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) .
“Kangen makanan Indonesia. Senang sekali bisa makan di sini,” kata Andrew Soen, Vice President External PPIA Negara Bagian New South Wales (NSW) Australia yang kuliah di University of Technology Sydney (UTS).
Penulis : Tjan08
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar