Dok, foto Dr Lidya Nurdianti Diteksi Dini Resiko Kebutaan Mata |
Liputan Indonesia || Surabaya - Memperingati pekan Glaukoma sedunia, Seluruh dokter mata sub spesialis glaukoma sedunia akan menggelar sosialisasi kesehatan tentang deteksi dini glaukoma. Kegiatan ini harapannya mampu mengedukasi masyarakat mengenai bahaya glaukoma serta memberikan fasilitas pemeriksaan mata bagi masyarakat berisiko glaukoma.
Disampaikan Dr. Lidya Nuradianti SpM(K), Glaukoma saat ini sudah menduduki urutan nomor 2 (dua) penyebab kebutaan di Indonesia yang sifatnya permanen atau seumur hidup. Bahkan pada tahun 2020, diperkirakan secara global akan terdapat sekitar 80 juta penduduk dunia menderita glaukoma.
"Melalui kegiatan ini Dokter mata sub spesialis Glaukoma berupaya untuk mengedukasi masyarakat agar mampu mencegah terjadinya glaukoma. Data Riskesdas 2018 bahkan menunjukkan bahwa prevalensi glaukoma untuk populasi masyarakat semakin meningkat. saat ini 90 persen penderita glaukoma tidak merasakan sakit dan 10 persen penderita disertai rasa sakit. Akibatnya, bagi penderita yang tidak merasakan sakit dan tidak menyadari perkembangan penyakitnya membuat mereka terlambat berobat ke Dokter," kata Dr. Lidya, Senin (8/3/2021).
Diketahui, Glaukoma merupakan kerusakan saraf optik akibat adanya tekanan bola mata, di mana akhir dari glaukoma adalah kebutaan. Kondisi hilangnya lapang penglihatan biasanya berjalan lambat dan kurang disadari oleh penderita, sehingga sering disebut sebagai 'pencuri' penglihatan.
Ditambahkan, bahkan 3 juta orang di dunia menderita glaukoma, di mana 30 persen di antaranya tidak terdiagnosis. Padahal, 80 persen kerusakan mata bisa dicegah jika diketahui sejak awal.
"Ada hal ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan mata rutin misal 3 Tahun sekali bagi yang mengalami penurunan penglihatan dengan usia di atas 40 tahun. Sedangkan untuk pemeriksaan per Tahun bagi yang berfaktor risiko. Faktor resiko apabila ada keluarga menderita glaukoma segera periksa ke dari mata secara teratur, usia 40tahun keatas, menggunakan obat obatan yang mengandung steroid jangka panjang, riwayat hipertensi, diabetes. Glaukoma bisa menyerang semua usia baik anak anak, remaja, dewasa, usia lanjut," imbuhnya. (Tjan)
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar