Kerusuhan Covid-19: Apa penyebab kekerasan yang melanda beberapa negara Eropa, di tengah memburuknya pandemi?

Liputan6 Indonesia || Dunia, -   Hanya beberapa bulan lalu, kasus Covid-19 di Eropa anjlok ke tingkat terendah sejak awal pandemi.

Liputan Indonesia || Dunia
, -
  Hanya beberapa bulan lalu, kasus Covid-19 di Eropa anjlok ke tingkat terendah sejak awal pandemi.

Namun pekan ini, serangkaian kerusuhan terjadi di berbagai kota Eropa diwarnai dengan dibakarnya mobil-mobil dan polisi anti huru-hara dikerahkan.

Inilah yang menjadi penyebab kemarahan warga.

Apa yang terjadi di Eropa?

Pengunjuk rasa di Rotterdam, Belanda melempar petasan ke arah polisi dan membakar motor.

SUMBER GAMBAR,SVEN SIMCIC - VIDEO IN VERZET/REUTERS

Keterangan gambar,

Pengunjuk rasa di Rotterdam, Belanda, melempar petasan ke arah polisi dan membakar motor.

Pada akhir pekan lalu, kerusuhan terjadi di beberapa negara.

Pengunjuk rasa di Belanda menghadapi polisi dengan melempar batu, petasan dan membakar kendaraan.

Polisi membalas dengan menggunakan pentungan, anjing, kuda, meriam air dan bahkan melepaskan tembakan peringatan.


Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menggambarkan malam-malam kerusuhan ini sebagai "kekerasan murni."


Polisi anti huru hara di Belgia menggunakan meriam air. Polisi anti huru-hara di Belgia menggunakan meriam air.

Di Belgia, para demontran merusak kendaraan-kendaraan polisi dan mereka dihadapi dengan gas air mata dan semprotan meriam air.

Sabtu (20/11) lalu, sekitar 40.000 orang turun di jalan-jalan di ibukota Austria, Wina, dalam protes damai yang diorganir oleh partai sayap kanan, Freedom.

Demonstrasi juga terjadi di Italia, Denmark dan Kroasia.

Apa yang membuat orang marah?

vaksinasi.

SUMBER GAMBAR,EPA

Keterangan gambar,

Vaksin akan menjadi kewajiban di Austria.

Secara singkat apa yang membuat orang marah adalah pembatasan baru terkait Covid-19. Belanda menerapkan tiga minggu pembatasan terbatas setelah melonjaknya kasus Covid. Bar dan restoran harus ditutup lebih awal dan massa dilarang nonton pertandingan olahraga.

Kebijakan masker diperketat di Belgia, termasuk di tempat-tempat seperti restoran-restoran yang juga mensyaratkan sertifikat Covid.

Sebagian besar orang harus bekerja dari rumah empat hari seminggu sampai pertengahan Desember.

Aturan yang sama juga akan diterapkan di negara-negara lain seperti Jerman, Yunani dan Ceko.

Namun peraturan terketat adalah di Austria.

Selain karantina wilayah secara nasional yang mengharuskan orang tinggal di rumah, kecuali bila ada keperluan penting, Austria menjadi negara Eropa pertama yang mewajibkan vaksinasi Covid. Peraturan ini mulai berlaku Februari.

Walaupun ditentang keras, Kanselir Alexander Schallenberg mengatakan langkah itu penting karena penolakan vaksin.

"Karena didorong oleh para penentang radikal antivaksin, berita palsu, terlalu banyak orang yang tak divaksin," katanya.

"Akibat dorongan kelompok radikal anti-vaksin, berita palsu, terlalu banyak orang yang tidak divaksin," katanya.

"Akibatnya unit intensif di rumah sakit penuh dan banyak orang menderita."

Mengapa pembatasan baru sekarang?

Graph of case numbers in Europe

Peraturan baru itu diterapkan karena lonjakan kasus Covid di seluruh Eropa.

Walaupun banyak orang yang telah divaksin dibandingkan dengan belahan lain di dunia, kasus di Eropa naik dalam beberapa pekan terakhir ini.

Jerman dan Belanda mencatat kenaikan kasus empat kali lipat sejak bulan lalu, sementara di Austria, lima kali lipat lebih tinggi.

Direktur Organisasi Kesehatan Dunia, WHO untuk Eropa, Dr Hans Kluge mengatakan kepada BBC, sebanyak 500.000 lagi orang diperkirakan bisa menjadi korban meninggal Covid pada bulan Maret bila tidak ada tindakan yang diambil segera.

Ia memperingatkan bahwa ia "sangat khawatir."

Ia mendukung sebagian besar langkah yang diambil negara-negara Eropa namun memperingatkan kewajiban vaksinasi harus dijadilan "upaya terakhir."

Dr Hans Kluge mengatakan ia menginginkan "perdebatan berbasis sosial dan legal" tentang isu pengetatan ini.

Dr Kluge telah lama menyarankan penggunaan masker dan mendukung peraturan orang ke restoran, pertandingan olahraga, serta tempat umum lain, hanya bagi yang telah divaksin.

Mengapa kasus Covid naik tajam?

Polisi memeriksa sertifkat Covid.

SUMBER GAMBAR,EPA

Keterangan gambar,

Sertifikat vaksin telah diterapkan di beberapa negara.

Alasannya berbeda di sejumlah negara.

Dr Kluge mengatakan faktor musim dingin, kurang tinggi angka vaksinasi serta varian Delta yang lebih cepat menular, merupakan penyebab naiknya kasus.

Banyak negara Eropa melonggarkan peraturan, seperti jaga jarak dan penggunaan masker lebih dulu tahun ini karena kasus turun dan angka vaksinasi semakin naik.

Bahkan di antara mereka yang telah divaksin, varian Delta telah terbukti masih dapat menyebar cepat, karena orang tak lagi jaga jarak.

Apakah kematian akibat Covid juga meningkat drastis?

Petugas medis di Antwerpen, Belgia.

SUMBER GAMBAR,REUTERS

Keterangan gambar,

Vaksin telah menunjukkan hasil.

Namun di tengah ini semua, ada berita bagus.

Vaksin telah terbukti mencegah orang sakit parah dan sekarat.

Sebelumnya, peningkatan tajam kasus diiringi dengan naiknya orang meninggal.

Namun seiring dengan penerapan vaksin, semakin sedikit orang yang meninggal akibat Covid walaupun kasusnya naik.



Sumber: BBC Indonesia


Penulis : one
Editor : red

Media Liputan Indonesia

DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers


HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK


Kirim via:

WhatsApps / SMS:
08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com

PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.



Komentar


Berita lainnya:




toko online zeirshopee

#LIPUTAN_TERKAIT$type=carousel

Nama

#Berita Viral,7,#BeritaViral,578,#MafiaTanah,10,#Mudik2023,19,#Mudik2024,2,#Pemilu2024,51,#UMKM,1,Advertorial,419,antisipasi,7,Apel,1,bahan pangan,1,BAIS,5,Bakti sosial,14,Banjir,1,Banjir susulan,1,bansos,5,bantuan,1,bencana,4,bencana Alam,3,berbagai,1,Berbagi,5,Beri Taliasih,1,Berita Terkin,1,Berita Terkini,849,Berita Utama,2911,Berita warga,1,Berita-Terkini,3782,BIN,11,bisnis,3,BNNK,16,BNNP,10,BPBD,1,BPN,4,BRI,1,Bukber,2,Capres 2024,28,Ciptakan,1,Covid-19,131,Curanmor,1,daera,1,daerah,1,Deklarasi,2,demonstrasi,2,Destinasi-Wisata,70,Dewan Pers,8,Dinkes,1,distribusi,1,egional,1,EkoBis,439,ekonomi,7,Ekonomi -bisnis,5,ekonomi bisnis,2,evakuasi,2,evaluasi,2,fasilitas,4,Galeri-foto-video,172,Gaya-Hidup,122,Hak Jawab,4,Hoax / Fakta,5,Hobby,75,HuKri,3,HuKrim,2186,hukum,34,hukum Polri,24,identitas,1,index,2,Info Haji,21,Inovasi,1,insiden,2,Internasional,381,Internet,93,islami,4,Jum'at Curhat,1,Kamtibmas,1,Kebijakan,2,Kemenkes,1,kenaikan pajak,1,Kesehatan,551,Kicau Mania,29,kontroversi,1,Korupsi,7,KPK,24,Kuliner,20,Kunjungan,1,Laporan Masyarakat,14,Laporan-Masyarakat,457,Lindo-TV,133,Liputan Haji Indonesia,7,Liputan-Investigasi,392,Lowongan Kerja,4,mahasiswa,1,masyarakat,1,Melek-Hukum,87,Melepas Limed,1,Miras,1,Nasional,1943,nasional hukum,1,nasional regional,1,Negara,1,Nobar,1,Nobar film,1,Olahraga,121,Online,1,operasi,3,operasi Semeru,1,Opini Rakyat,161,organisasi,2,Otomotif,12,patroli,3,peduli sosial,3,Pelayanan,1,Pemalsuan,1,Pemerinta,4,Pemerintah,1879,Pemerintah Regional,2,pemerintahan,1,Pemilu 2024,95,pencurian,1,Pendidikan,152,penduduk,1,penertiban PKL,1,Pengaduan,1,pengarahan,1,pengawalan,1,penghargaan,2,pengukuhan,1,penimbunan,1,penipuan,2,Peristiwa,704,PERS,31,Pilpres 2024,32,Politik,785,politisi,2,POLR,3,POLRI,2891,Polri Regional,3,Pungli,50,Ranmor,1,Regiona,3,Regiona l,1,Regional,6886,Regional Hukrim,4,regional Nasional,1,Regional pemerintah,5,Regional peristiwa,1,Relawan,2,Religi,328,santunan,1,Santuni Anak Yatim,2,Satgas,1,Satkamling,1,Sejarah,63,Selebritis,80,Seni-Budaya,101,senirgitas,1,sertifikat,1,ShowBiz,109,Sidokkes,1,Situasi Kondusif,1,sosial,6,Sukseskan Posyandu,1,Tauziah,2,Tebar kebaikan,1,Technology,145,Tips-Trick,122,TNI,806,TNI Al,4,TNI AU,2,TNI-Polri,48,tokoh agama,3,Tokoh masyarakat,6,UMKM,1,upacara,1,Wisata,1,wujud kepedulian,1,
ltr
item
Berita Utama, Informasi Terbaru, Kabar Terkini, Indonesia dan Dunia: Kerusuhan Covid-19: Apa penyebab kekerasan yang melanda beberapa negara Eropa, di tengah memburuknya pandemi?
Kerusuhan Covid-19: Apa penyebab kekerasan yang melanda beberapa negara Eropa, di tengah memburuknya pandemi?
Liputan 6 Indonesia || Dunia, - Hanya beberapa bulan lalu, kasus Covid-19 di Eropa anjlok ke tingkat terendah sejak awal pandemi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhLl1aK89q9CKyNmKzBvpsctv10j2nZFNyAi6WHcFp5NaQEY4McvGcIAUmzy0ui6lcAZsMyqXKL1TNdtetq0Bu_sW0wj2YwDKaAs2PQjLXEeazkhWE9Z2fLM1innYxJmpVZZjqiwKb1BkwG9HrOLK57IdwwQ7gh6ilFMsu4rTmqXkVtrIT_pm-JH4Kk9Q=w320-h222
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhLl1aK89q9CKyNmKzBvpsctv10j2nZFNyAi6WHcFp5NaQEY4McvGcIAUmzy0ui6lcAZsMyqXKL1TNdtetq0Bu_sW0wj2YwDKaAs2PQjLXEeazkhWE9Z2fLM1innYxJmpVZZjqiwKb1BkwG9HrOLK57IdwwQ7gh6ilFMsu4rTmqXkVtrIT_pm-JH4Kk9Q=s72-w320-c-h222
Berita Utama, Informasi Terbaru, Kabar Terkini, Indonesia dan Dunia
https://www.liputanindonesia.co.id/2021/11/kerusuhan-covid-19-apa-penyebab.html
https://www.liputanindonesia.co.id/
https://www.liputanindonesia.co.id/
https://www.liputanindonesia.co.id/2021/11/kerusuhan-covid-19-apa-penyebab.html
true
2214155929705458232
UTF-8
Buka semua Berita BERITA TIDAK ADA BUKA SEMUA BACA JUGA BALAS Cancel saja HAPUS Penulis NEWS HALAMAN ARTIKEL BUKA SEMUA Penting Dibaca.. BERITA UTAMA Arsip CARI SEMUA BERITA YANG KAMU CARI TIDAK ADA BRO.. Kembali saja.. Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content