Dok, foto Kegiatan operasional PJT I untuk pengambilan sampah di Bendungan Sengguruh, Kab Malang |
Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora mengatakan, permasalahan sampah pada sungai Brantas merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah maupun masyarakat. Kami dari Perum Jasa Tirta I berkomitmen untuk melakukan pemeliharaan di setiap infrastruktur yang dikelola. Termasuk Bendungan Sengguruh yang merupakan bendungan paling hulu di sistem sungai Brantas.
"Bendungan Sengguruh menerima sampah yang mengalir dari hulu Brantas, yakni dari Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang dengan total daerah tangkapan air seluas 1.659 km². Tingginya tingkat kepadatan penduduk di ketiga wilayah tersebut, kata dia, mengakibatkan volume timbulan sampah domestik yang tertampung di Bendungan Sengguruh sangat besar," kata Simamora, Kamis (16/9/2021).
Masih Simamora, banyak masyarakat yang tidak segan membuang atau menumpuk sampah di badan sungai, termasuk sempadan. Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh PJT I di akhir 2019 lalu, ditemukan setidaknya ada 76 titik pembuangan sampah di sempadan sungai. Penelusuran dilakukan di sepanjang aliran sungai Brantas, dari Arboretum Sumber Brantas sampai jembatan Gadang atau sekitar 46 km.
"Untuk penanganan sampah ini, setiap harinya kami juga melakukan pengangkatan sampah secara mekanis. Rata-rata volume sampah yang terangkat pada musim kemarau mencapai 30 m³ per hari. Namun apabila musim hujan bisa mencapai 200 m³ per hari. Dalam satu tahun rata-rata volume sampah yang tertangkap di Bendungan bisa mencapai lebih dari 40.000 m³," ungkapnya.
Sampah yang telah terangkat ini tidak bisa langsung dibuang ke dumping area, melainkan harus melalui proses pengeringan di lahan pembuangan sementara untuk kemudian secara rutin di hauling ke TPA.
Upaya pencegahan juga dilakukan PJT I melalui berbagai kegiatan. Diantaranya sosialisasi ke masyarakat terkait penanganan sampah domestik melalui pemberdayaan masyarakat dari program TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan). Program itu dirupakan dengan memberikan bantuan pembuatan TPS, alat pencacah sampah, gerobak sampah maupun melaksanakan berbagai program kerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi non pemerintah.
Selain itu, pihaknya juga melakukan berbagai studi untuk mendalami dampak dari timbulan sampah yang ada di Sungai Brantas. "Saat ini sedang berlangsung studi terkait kandungan mikroplastik di DAS Brantas. Studi ini dilakukan bersama antara PJT I dengan Universitas Brawijaya untuk memotret karakteristik dan profil sebaran kandungan mikroplastik di sepanjang Sungai Brantas. Nantinya, hasil studi ini akan kami sampaikan juga kepada pemerintah pusat maupun daerah sebagai data input dalam merumuskan upaya penanganan sampah plastik," katanya.
Ia berharap perlu adanya komitmen dan kerjasama dari seluruh pihak dalam mengatasi permasalahan sampah di Sungai Brantas. "Kepedulian dan kedisiplinan kita dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan kontribusi dalam melestarikan lingkungan tempat dimana kita dan anak cucu kita bernaung," pungkasnya. (Tjan)
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar