Ingat Film JACK? Ini Komentar Sutradara Penggarapnya

Surabaya - Masih ingat tayangan film JACK yang diputar bulan Mei 2019 lalu?. Film yang berkisah keteladanan, pelajaran toleransi antar etnis, dan jalinan persahabatan serta amanat yang diemban masing-masing pemeran, yang dialek khas Suroboyoan buah karya sutradara yang sekaligus produser film M Ainun Ridho ini, dikupas plus minus-nya.

Kepada wartawan, Ainun mengatakan, ada beberapa hal yang mempengaruhi sukses dan tidaknya tayangan film bisa dinikmati masyarakat. Ainun juga menyebut, antusias penonton di Jatim masih tergolong tinggi. Dalam rentan waktu tiga Minggu, tembus 16 ribu penonton.

Pertama, film yang dikenal unik lantaran penyuguhan lanskap dan kultur khas Surabaya ini mulai lokasi, kru produksi, latar belakang pemain, dan bahasa Suroboyoan ini, ternyata tergolong tinggi diminati, khususnya di Kota Surabaya, yakni sampai 16 ribu penonton. 

"Animo masyarakat di Surabaya, termasuk bagus, sampai 16 ribu penonton selama 3 Minggu," kata Ainun Ridho kepada wartawan di BG Junction Surabaya, Jumat (8/11/2019).

Dalam perbincangan itu, Ainun juga mengatakan, kalau peredaran film di Indonesia masih dikuasai oleh sedikitnya tujuh 'pemain' papan atas sebagai produser besar. 

"Sedikitnya tujuh produser besar yang menguasai, karena punya jaringan kuat di bioskop-bioskop, dan hampir 80 persen tayangannya menyedot penonton," kata Arek Suroboyo lulusan Institute Kesenian Jakarta (IKJ) ini. 

Termasuk kelemahan yang masih dirasakan sebagai production house (PH) pertama alias baru berdiri untuk bersaing dengan yang besar, dirasakan agak berat. 

Evaluasinya, masih akta Ainun, diantaranya soal waktu tayang. Jadwal tayang bersamaan hari puasa merupakan kelemahan bagi PH. "Dimana-mana, timing atau jadwal tayang bertepatan dengan puasa paling tidak diminati," ucapnya.

Apalagi, areal yang disediakan hanya di Surabaya. Dalam aturan bisnis, dia menyebut memang menjadi tolak ukur bagi pengelola pertunjukan bioskop, banyak atau sedikitnya penonton itu menjadi penilaian. Apalagi waktu tayang yang berhimpitan dengan datangnya malam lebaran. 

"Kesempatan tayang yang tersedia sempit sekali, karena berhimpit dengan lebaran dan slot untuk tayangan film lainnya sudah menunggu, itu menjadi resiko karena memang begitu siasat dalam bisnis," urai sutradara yang masa sekolah dasar hingga lanjutan atas ditempuh di Surabaya ini. 

Dia mencontohkan di bioskop-bioskop besar termasuk di Jakarta, sebetulnya juga tertarik untuk menayangkan film garapannya, namun meski terpampang di comming soon, saat ditanya oleh masyarakat belum ada jawaban pasti, kapan film itu tayang. 

"Pasti, jika ditanyakan kapan yang terpampang di comming soon itu tayang, jawabannya tidak jelas ngalor ngidul," ucapnya. 

Jumlah bioskop yang terbatas, slot juga terbatas itu yang membuat munculnya persaingan dan rebutan skedul jadwal tayang. Namun, pihaknya masih lega, lantaran di Jatim masih banyak peminat untuk tayangan film seperti JACK. Selain di Surabaya, peminat yang masih tinggi adalah Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto. 

Koreksi kedua, menurutnya sajian yang 100 persen Suroboyoan ikut mempengaruhi. Lantaran, di daerah lain yang jauh dari Surabaya tidak paham dengan baik, konten yang tersaji dengan bahasa Suroboyoan. 

"Seperti misalnya dialog yang mengatakan, 'Hei, yok opo wes mbok remphon ta pacarmu?," Itu kalau penonton Surabaya pasti sudah geser (tertawa lepas), tapi tidak semua penonton di daerah-daerah lain memahami dialog itu. Jadi, itu juga harus menjadi ukuran, guyonan yang tidak sampai ke penonton," katanya. 

Ke depan, dia akan membuat film dengan menggandeng tokoh ludruk terkenal, Kartolo CS memberikan suguhan film yang dekat dengan keseharian warga Jatim, termasuk untuk mengangkat tokoh-tokoh kuat yang telah menjadi simbol budaya Jawa Timur.

Gelaran yang diusung berisi komedi keseharian, serta bidikan khusus terhadap tokoh legendaris Kartolo, budayawan Ludruk yang hingga kini eksis, menjadi icon Jawa Timuran.

"Sudah saya temui, Cak Kartolo siap, bahkan dia mengatakan selama ini hanya sempat sekitar tampil, tidak utuh, itu akan kita garap. Lengkap dengan pakem-pakem Ludruk termasuk parikannya," kata Ainun.

Tentu, kembali menggandeng siswa-siswi SMK dr Soetomo Surabaya, untuk ikut berkolaborasi suguhkan tayangan yang baik.

Menanggapi itu, Kepala Sekolah SMK dr Soetomo menyambutnya dengan terbuka. "Menghadapi kerja bareng itu, persiapan kita sesuai porsi. Termasuk kesiapan peralatan, kita siap," ucap Juliantono, yang akrab dengan sapaan Anton.(tji)