Liputan Indonesia || Surabaya, - Gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terdiri dari FKR (Forum Kaji Rakyat), Ababil, Gerakan Putra Putra Utara (Gapura) dan Jawa Corruption Watch (JCW) dengan mengandeng Gagak Hitam, melakukan aksi Demokrasi untuk mengusut tuntas Mafia Proyek dan Mafia Aset Negara di depan Balai Kota Surabaya. Kamis, (21/07/2022).
Dalam aksinya Bakri salah satu orator mengatakan bahwa, Kami dari Aliansi Peduli Lindungi Aset Negara, mendatangi Balai Kota Surabaya, agar Wali Kota maupun Walil Wali Kota Surabaya bisa mendengar Jeritan warga mu. Tindak tegas dan kalau bisa pecat oknum-oknum yang mengambil Aset Negara dan usut tuntas kasus penjualan bongakaran serta seret aktor intelektualnya.
"jangan sampai berlarut-larut usut tuntas Mafia Proyek Pemkot Surabaya dan Gantung aktor Mafia Aset," tegas Bakri.
Sementara Candra Suhartawan Koordinator JCW Jawa Timur mengatakan bahwa, kita sudah tau bersama dengan adanya penangakapan salah satu petinggi Sat Pol PP Kota Surabaya berinisal F yang ditangakap oleh Kejaksaan Negeri Surabaya dan terdakwa sudah menyanyi dalam penyidikan.
"Dari Informasi yang kita dapatakan ada 5 orang petinggi Sat Pol PP Kota Surabaya yang disebut-sebut dalam penyidikan,"tegas Candra.
Ia menambahkan bahwa, baru- baru ini kita juga dengar adanya penangkapan salah satu orang dari Dinas Perlengkapan Kota Surabaya oleh Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, agar pekara tidak dilanjutkan pelaku membawa uang ratusan juta.
"Dugaan ini pastinya sudah terdengar di kalangan oknum oknum yang biasa menerima jatah pekerjaan Proyek," imbuh Candra.
Dengan adanya aksi tadi pihak pemkot Surabaya merespon baik dengan menemui massa aksi, kemudian perwakilan dari Demotran ajak masuk ke kantor Bakesbag Pol Kota Surabaya.
Terpisah Ali koordinator Aksi menyapaikan bahwa, Alhamdulillah Aliasi Peduli Lindungi Aset Negara tadi sudah ditemui oleh Kabib Kewaspadaan Nasional dan Penangan Konflik Siti Hindun Robba Humaidiyah dan Kabib Sumber Daya Dwi Hargianto Badan Kesatuan Bangsa dan Politk Kota (Bakesbangpol) Surabaya.
"yang pada intinya aspirasi kami akan diteruskan ke Wali Kota Surabaya dan ada infomasi salah satu oknom Sat Pol PP dipanggil oleh Kejaksaan Negeri Surabaya terkait dugaan penjual aset Pemkot Surabaya," kata Ali kepada awak media selepas Audensi.
Untuk diketahui Alisiansi Peduli Lindungi Aset Negara meminta kepada Wali Kota Surabaya Ericahayadi untuk mengusut tuntas pelaku Mafia Aset yang ada di Pemkot Surabaya, usut tuntas aktor intektual bongakaran Sat Pol PP Kota Surabaya, seret dan penjarakan Mafia Aset Pemkot tampa pandang bulu. Selama ini Dinas Sat Pol PP dan Dinas Perlengakapan diduga sering menjual Aset Pemkot Surabaya.
Oknum Satpol-PP Surabaya bernama Ferry Jocom ini pun kini telah dinonaktifkan dari jabatannya selepas ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Surabaya.
Mantan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Surabaya tersebut juga dipastikan tak akan mendapat bantuan hukum dari Pemkot.
”Ketika menjadi tersangka dan ada penahanan, maka kita nonaktifkan dari Pemkot Surabaya. Bahkan, kalau sudah terbukti (incracht), akan dikeluarkan dari pegawai negeri sipil. Juga Tidak ada pendampingan dari pemkot,” tegas Mas Eri panggilan sapaan Walikota Surabaya ini.
Pihaknya mengakui tercoreng dari kasus ini. Ia meminta jajaran ASN di lingkungan Pemkot Surabaya untuk menjadikan kasus ini sebagai pelajaran.
”Pemkot Surabaya saat ini berjibaku untuk membantu masyarakatnya melalui padat karya. Tapi kalau ada bagian dari pemkot surabaya yang begitu, yang salah, ya wis, jelek,” kata Mas Eri yang juga mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Penulis : Tjan08
Penulis : Tjan08
Baca juga:
"Berita Terbaru Lainnya"
"Berita Terbaru Lainnya"
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar