Dok, foto bendungan penyimpanan cadangan air yang dikelolah jasa Tirta |
Liputan Indonesia || Blitar - Peristiwa gempa tektonik berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 57 km tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dari gempa yang terjadi Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB itu sempat dikhawatirkan berdampak pada bendungan yang menyimpan cadangan air dan terowongan yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) I.
Namun dari hasil pemantauan visual dan pengecekan fisik, kondisi bendungan dan terowongan masih dalam keadaan normal. "Kalau dari gempa yang di Blitar kemarin, sudah kami cek kondisi delapan bendungan dan dua terowongan yang kami kelola masih kategori aman," kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan saat dikonfirmasi, Senin (24/5/2021).
Raymond mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir ada tiga kali gempa di atas 5 SR. Gempa itu, kata dia, terasa di beberapa bendungan dengan kisaran sebesar II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI), sehingga perlu dilakukan pemerikasaan keamanan bendungan.
Ia menjelaskan, tidak ada retakan dan pergeseran atau rembesan air akibat gempa. "Setelah gempa (Jumat malam), keesokan harinya, tim kami dari PJT I langsung memantau kondisi bendungan dan terowongan. Alhamdulillah semuanya aman," ujarnya.
Adapun delapan bendungan yang dipantau, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo di wilayah Kab Malang. Dua bendungan di Kab Blitar, yakni Bendungan Lahor dan Wlingi. Lalu Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.
Sedangkan dua terowongan yang dikelola PJT I berada di Tulungagung. Pertama adalah Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowongan Niyama yang dibangun tahun 1961. Kedua adalah Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.
"Dua terowongan ini memang usianya cukup tua, jadi saat terjadi gempa maka setelahnya kami pantau langsung kondisinya. Kondisinya juga cukup aman dan tidak ada tanda-tanda retakan atau pergeseran," ungkapnya.
Hasil pemantauan bendungan dan terowongan pasca gempa Blitar itu juga langsung dilaporkannya pada Dirjen SDA Kementerian PUPR. Selanjutnya, PJT I kini juga masih melakukan pemantauan kondisi dengan memakai sejumlah instrumentasi keamanan bendungan yang terpasang pada tubuh bendungan. Hasil dari pemantauan ini akan dianalisa untuk mengevaluasi kondisi infrastruktur secara komprehensif, apakah terjadi perilaku bendungan yang berpotensi membahayakan operasionalnya atau tidak. (Tjan)
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar