Liputan Tech - Penggunaan aplikasi dengan layanan konferensi video sedang banyak dipakai untuk kebutuhan bekerja, dari rumah. Apalagi, sekolah, universitas, dan institusi pendidikan juga meminta para muridnya melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Aplikasi Zoom jadi salah satu yang terciprat rezeki karena hal itu, mencatatkan unduhan tertinggi hingga melampaui 2 juta dalam sehari, menurut data Apptopia. Di samping Zoom, banyak pula aplikasi yang memiliki fungsi serupa. Apa saja?
Menghimpun informasi dari berbagai sumber, berikut ini aplikasi yang layanannya mirip dengan Zoom:
1. Slack
Slack menawarkan layanan panggilan berbentuk suara dan video, serta perpesanan seperti WhatsApp. Namun, Slack ditujukan untuk para perusahaan/bisnis, bukan individu.
Versi gratis Slack memungkinkan pengguna menggelar panggilan suara dan video individu dengan anggota tim. Namun, Slack juga menawarkan program khusus untuk kebutuhan institusi pendidikan dan kelompok belajar.
2. Google Hangouts Meet
Mirip dengan Slack, Google Hangouts menghubungkan pekerja dengan sistem perusahaan dan rekan kerjanya. Namun, Hangouts sejak awal dirancang untuk digunakan bersama produk Google lainnya.
3. Skype
Saat ini, Skype dimiliki oleh Microsoft. Layanan yang ditawarkan adalah panggilan suara dan video, serta perpesanan. Aplikasi tersebut bisa digunakan secara personal maupun profesional.
4. Apple FaceTime
Serupa dengan Skype, FaceTime dari Apple juga bisa dipakai untuk keperluan personal dan profesional. Namun, FaceTime hanya berlaku bagi para pengguna Apple. Satu grup FaceTime bisa melibatkan 32 orang dalam sekali panggilan video.
5. Google Duo
Berbanding terbalik dengan FaceTime, Google Duo ditujukan bagi pengguna Android dan iOS. Layanannya adalah panggilan video dan panggilan suara.
6. Houseparty
Houseparty merupakan aplikasi lain untuk mengadakan pesta lewat video bagi para pengguna Android dan iOS. Meskipun bukan hal baru, aplikasi ini telah mencatatkan jumlah unduhan yang banyak.
Ditengah maraknya Aplikasi Zoom digunakan ditengah wabah Covid-19, ada juga orang-orang tidak bertanghung jawab melaksanakan aksi Bejatnya melalui aplikasi Zoom.
Dalam Aksi, penyusup yang menyebarkan ujaran kebencian dan tindakan tak senonoh di aplikasi rapat online Zoom yang dikenal dengan Zoombombing ternyata sudah masuk ke Indonesia. Hal ini terjadi di sebuah diskusi yang diselenggarakan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.
Diskusi tersebut bertema "Kolaborasi Multistakeholders memerangi Hoax Disinformasi di Tengah Pandemi Covid-19", yang diselenggarakan Kamis (16/4/2020).
Diskusi tersebut bertema "Kolaborasi Multistakeholders memerangi Hoax Disinformasi di Tengah Pandemi Covid-19", yang diselenggarakan Kamis (16/4/2020).
Aksi Zoombombing tersebut terjadi ketika Direktur Media Kernels Indonesia (Drone Emprit), Ismail Fahmi memberi pemaparan tentang analisa big data untuk pemetaan disinformasi di media sosial.
Ketika pemaparan berlangsung, sempat terjadi perubahan tampilan layar seperti sebuah proses coding. Setelah itu, terdengar pula suara batuk dari peserta diskusi yang ternyata berasal dari orang asing.
Terdengar pula suara orang asing yang berbicara saat Ismail memberikan pemaparan. Puncaknya, layar menampilkan adegan tidak senonoh yang dilakukan sesama pria asing. Tindakan itu berlangsung selama beberapa detik.
Setelah kejadian itu, Ismail sempat melanjutkan pemaparannya hingga selesai. Namun, dia sempat mengatakan agar tidak menggunakan Zoom agar kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari, seperti dilansir dari CNNIndonesia.
Zoombombing merupakan salah satu masalah di aplikasi Zoom yang paling banyak dikeluhkan oleh penggunanya. Bahkan sejumlah sekolah di AS sudah melarang pengguna Zoom untuk berinteraksi karena alasan ini.
Terdengar pula suara orang asing yang berbicara saat Ismail memberikan pemaparan. Puncaknya, layar menampilkan adegan tidak senonoh yang dilakukan sesama pria asing. Tindakan itu berlangsung selama beberapa detik.
Setelah kejadian itu, Ismail sempat melanjutkan pemaparannya hingga selesai. Namun, dia sempat mengatakan agar tidak menggunakan Zoom agar kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari, seperti dilansir dari CNNIndonesia.
Zoombombing merupakan salah satu masalah di aplikasi Zoom yang paling banyak dikeluhkan oleh penggunanya. Bahkan sejumlah sekolah di AS sudah melarang pengguna Zoom untuk berinteraksi karena alasan ini.
Sumber: Wartaekonomi dan CNBC
Media Liputan Indonesia
DIATUR OLEH UNDANG - UNDANG PERS
No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers
HAK JAWAB- HAK KOREKSI-HAK TOLAK
Kirim via:
WhatsApps / SMS:08170226556 / 08123636556
Email Redaksi:
NewsLiputanIndonesia@gmail.com
PT. LINDO SAHABAT MANDIRI
Tunduk & Patuh Pada UU PERS.
Komentar