Sidoarjo, LiputanIndonesia.co.id - Derasnya curah hujan di Sidoarjo membuat warga gelisah adanya banjir yang selalu datang tiap tahun di beberapa kawasan Kabupaten Sidoarjo, ternyata disebabkan oleh tidak mampunyai sungai yang dapat menerima derasnya curah hujan dan kiriman air rob laut. Luberan air dari dua arah itu, dapat menggenangi kawasan yang dianggap sering terjadi genangan, sehingga menyebabkan banjir.
Anggota DPRD Sidoarjo komisi C Tarkit Erdianto, angkat bicara setelah mengikuti rapat kerja bersama Bappeda dan Tiga dinas ke PU an Sidoarjo, Selasa (16/4/2016).
“Faktanya memang di kawasan Sidoarjo barat, beberapa sungai malah dangkal. Ini berbeda dengan sungai sungai di avur buntung dan Sidokare, yang terus meluap saat hujan turun,” jelas Tarkit. Politisi yang juga ketua FPDIP ini menambahkan, bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi banjir terus menerus setiap tahun, adanya keinginan untuk membangun bendungan raksasa di tiga titik avur yang ada.
“Ini ide yang muncul dari hasil rapat kerja tadi. Namun yang menjadi kendala, anggaran yang harus disiapkan cukup besar senilai Rp 150 miliar tiap bendungan,” Katanya.
Sementara itu ketua komisi C DPRD Sidoarjo Achmad Amir Aslikhin menambahkan, khusus untuk banjir raya Porong, akibat minimnya kemampuan kali Tanggulangin untuk menampung debut air. Pihaknya juga akan mendorong normalisasi sungai di sekitar raya Porong, untuk menampung debit air.
Dan Ide pembangunan bendungan ini bisa terealisasi, usulan itu akan dikirim ke pemerintah pusat terlebih dahulu untuk dipelajari. “Kita usulkan bendungan dengan sistem buka tutup otomatis, agar tidak mengganggu nelayan Sidoarjo,” imbuh Tarkit. (one)